Kali ini tentang pergaulan. Bagiku penting banget nih :)
Alhamdulillah ‘alaa kulli haal, tadi gak sengaja buka radio, ternyata lagi jam.a ceramah agama.. nyentuh hati bangeet.. penceramhnya adalah guru favoriteku yang berjasa besaaaar bgt bgku, aku kecil belajar banyak ilmu al-Qur’an, nahwu, shorof, fiqih, dan akhlak dari beliau. Nama beliau Abdullah Ghazali. Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan kaaaasih sayang-Nya selalu kepada beliau sekeluarga :*
Isi ceramah beliau ngena banget lagi. Awal2 kalimat yang terlontar adalah
*JANGAN BEKAWAN DENGAN ORANG YANG LEBIH RENDAH DARI KITA.
*JIKA MENCARI KAWAN KADA DAPAT YG KAWA MENASEHATI MAKA KADA USAH BEKAWAN.
Tapi tenang dulu, itu perlu penjelasan lebih lanjut..
Bismillah..
Iyyaka wa qoriinassuu’.
Kenapa kita dilarang berteman dengan orang yang lebih rendah dari kita?
Jika kita memiliki teman yang suka maksiat dan bahkan memamerkannya. Kita tentu, karena secara zohir kita memang lebih bagus darinya, maka akan ditakutkan muncul sifat ujub, aku ini lebih baik dari dia, ini lah penyakit dalam hati, dan jika keluar maka berubah menjadi sombong namanya.
Jadi ini alasannya kenapa kita dilarang berteman dengan orang yang lebih rendah derajatnya dari kita. Ini untuk kebaikan kita juga, agar kita terhindar dari merasa lebih baik, merasa lebih mulia, merasa lebih bertaqwa.
Tetapi pada dasarnya bergaul itu ada dua macam.. ada yang KARENA MENGAMBIL BERKAH dan ada yang KARENA MENGAMBIL ILMU
Contoh dari berteman karena mengambil berkah terdapat pada pergaulan kebanyakan kita, adakalanya had pertemanan yang cakupannya meluas adalah seperti kawan seperguruan, kemudian sesama ahlussunnah,, lalu sesama muslim, sesama makhluk Allah,
kawan seperjuangan dalam bermujahadah dan mengistiqomahkan diri mengamalkan wirid2 dari seorang mursyid pun tidak disarankan untuk menggenggamnya terlalu erat, apalagi teman yang dalam ruang lingkup sesama makhluk Allah, dimana terdapat diantara mereka yang suka maksiat, mnenjelek-jelekkan agama, bahkan kafir yang memusuhi agama Allah.
Nah, bagaimana menyikapi mereka itu, sedang kita tau, kita hidup dalam lapisan masyarakat yang memiliki level pengaplikasian ibadah yang bervariasi kepada Allah?
Jawabannya adalah Cukup pandang kebaikannya, segala sesuatu pasti memiliki kelebihan. Bahkan, terhadap seorang ahli maksiat pun. Kenapa demikian? Karena gelapnya malam pasti akan berganti dengan fajar yang membawa cahaya. Begitu pula manusia yang sangat mudah bagi Allah untuk membolak balikkan hatinya. Siapa pun dia, Kalau dia ahli maksiat, pasti ada kemungkinan taubat. Dan dia juga pasti punya kebaikan. jangan2 dia setelah kemaksiatannya menjadi seorang ahli taubat, menjadi seorang yang selalu mendekatkan dirinya kepada Allah, dan derajatnya pun akan melambung tinggi meninggalkan kita yang Cuma bisa memandang kejelekan orang lain.
Nah jadi itulah yang dimaksud dengan mengambil berkah, apa saja kebaikan dari diri orang itu yang kita pandang.. Tidak ada halangan bagi kita untuk bergaul kepada siapa pun, tapi tidak untuk dijadikan guru, panutan, tauladan.
Yang kedua, KARENA HENDAK MEANGAMBIL PELAJARAN
Mengambil pelajaran adakalanya dilakukan dengan memperhatikan tata perilaku yang sudah menjadi keseharian beliau. Melihat cara hidup beliau dalam bergaul terhadap keluarga, sahabat dan masyarakat pada umumnya. Melihat gerak gerik sholatnya. Mengambil ahwalnya, seperti rasa syukurnya ketika mendapatkan nikmat, dan, shabar ketika mendaatkan ujian.
Dialah seseorang yang mampu membangkitkan himmah atau semangatmu dalam beribadah, seorang yang hal ihwalnya selalu berusaha untuk memperbaiki akhlakmu sebagai teman.
Ini lah pergaulan yang harus dipegang erat. Sangatlah sulit mencari orang seperti itu dizaman ini. Siapakah dia, dialah murobbimu. Dialah penampakan Allah yang ada dihadapanmu. Karena sifat-sifat Allah ada pada rosulullah dan sifat rosulullah ada pada sifat guru-guru yang alim dan mengamalkan ilmunya.
Memang, karena dia juga seorang manusia, tentunya dia tidak lepas dari kesalahan, tetapi pandanglah, itu hanyalah salah satu ujian kita dalam bershuhbah, berteman dengannya. Sebagaimana nabi musa yang diuji ketika melihat nabi khidir membunuh anak kecil dan merusak kapal. Tentu ada tujuan tertentu yang tidak diketahui oleh muridnya.
Wallahu a’alm bish-showab
Apabila terdapat kesalahan dalam tulisan ini, ulun mohon kritik dan sarannya. Ulun hanya menuangkan apa yang ulun paham. Dan jika salah, tentu itu bersumber dari kekurangan diri ulun pribadi yang suul fahm terhadap penjelasan guru ulun.
mata air peradaban
Peradaban terbaik mencuat semenjak islam dikenal oleh dunia.. Gelar zaman keemasan pun didàpat pd masa islam pula. Fenomena yg kita rasalan sekarang adalah.. islam semakin meluas. Tapi peradaban kita.. apakah srgemilang dulu.. Sebagai sorang muslim kita sdh barang tentu ingin membangun lagi peradaban yang pernah mengukir sejarah. Hal besar dapat diraih dengan meraih hal2 kecil terlebih dahulu.. Keluarga kecil adalah awal dari sebuah peradaban besar. Bagaimana cara mendidik dan memenej anak hingga dihasilkan hasil sesuai tujuan.. Semua.a akan sempurna jika kita ittiba dg rosul.. karena dari keluarga beliau lah peradaban islam itu bersumber
Komentar
Posting Komentar